manajemen perpustakaan
1. Pengertian
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan
lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik
apabila didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas
lembaga akan mengarah para upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan.
Untuk
mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik, agar
arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu
juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengetahuan dasar dalam mengelola
perpustakaan agar berjalan dengan baik adalah ilmu manajemen, karena manajemen
sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur langkah-langkah yang
harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu perpustakaan. Oleh karena
itu dalam proses manajemen diperlukan adanya proses perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan
pengendalian (controlling). Di samping itu, manajemen juga dimaksudkan
agar elemen yang terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas dan
pekerjaannya dengan baik dan benar.
Manajemen
adalah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner).
Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan tidaka baik, maka proses manajemen secara
keseluruhan tidak lancer, dan proses pencapaian tujuan akan terganggu dan
mengalami kegagalan.
Dalam
penerapannya di perpustakaan , Bryson (1990) menyatakan bahwa
manajemen perpustakaan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan
sumber daya manusia, informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap
memperhatikan fungsi manajemen, peran dan keahlian. Dari pengertian ini,
ditekankan bahwa untuk mencapai tujuan, diperlukan sumber daya manusia, dan
sumber-sumber nanmanusia yang berupa sumber dana, teknik atau sistem, fisik,
perlengkapan, informasi, ide atau gagasan, dan teknologi. Elemen-elemen
tersebut dikelola melalui proses manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang diharapkan mampu
mengahsilkan produk berupa barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat pengguna.
2. Struktur
Organisasi Perpustakaan
Struktur
organisasi merupakan mekanisme formal dalam pengelolaan organisasi, yang
didalamnya terdapat pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang
berbeda-beda. Oleh karena itu struktur organisasi yang baik akan mencakup
unsure-unsur spesialisasi kerja, strukturisasi, sentralisasi, dan koordinasi.
Perpustakaan
sebagai lembaga informasi dalam menyusun struktur organisasinya mencakup
beberapa elemen antar lain : unsur pimpinan, unsur administrasi, unsur layanan,
yang masing-masing mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda namun mempunyai
hubungan yang erat satu sama lain (satu komando).
1. Anggaran
Perpustakaan
merupakan lembaga nirlaba yang kegiatannya semata-mata untuk kepentingan social
menunjang kegiatan belajar mengajar, bukan untuk mencari keuntungan, sudah
barang tentu merupakan unit yang selalu mengeluarkan uang bukannya unit yang
menghasikan uang. Hal lain yang perlu diperhatikan, bahwa perpustakaan
merupakan lembaga yang berkembang, baik koleksi, jasa dan manusianya, karena
itu perpustakaan dari tahun ke tahun selalu memerlukan anggaran yang tidak
sedikit. Untuk mencukupi kebutuhan anggaran, perpustakaan dapat meraihnya
melalui berbagai sumber :
a. Anggaran
dari lembaga induk
b. Anggaran
DIP (daftar isian proyek) dari pemerintah pusat
c. Anggaran
dari sponsor atau hibah bersaing
d. Uang
iuran dari anggota
e. Penghasilan
dari jasa informasi
f. Sumbangan
dari pemerintah maupun swasta
g. Uang
denda keterlambatan
h. Dan
lain-lain
2. Pengolahan
bahan pustaka
Perpustakaan
memiliki fungsi sebagai lembaga pelayanan informasi (information service)
bertindak sebagai penghubung antara dua dunia, yaitu masyarakat sebagai
pengguna dan sumber-sumber informasi, baik cetak maupun non cetak. Oleh karena
itu setiap bahan pustaka atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sedapat
mungkin harus disediakan oleh perpustakaan. Disamping itu perpustakaan harus
mampu menjamin bahwa setiap informasi atau koleksi yang berbentuk apapun mudah
diakses oleh semua masyarakat yang memerlukan.
Agar
informasi atau bahan pustaka di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau
diketemukan kembali dengan mudah, maka dibutuhkan system pengelolaan dengan
baik dan sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan (processing
of library materials) atau pelayanan teknis (technical service).
Kegiatan pengolahan bahan pustaka di perpustakaan biasanya mencakup beberapa
kegiatan : Pembinaan dan pengembangan koleksi, Inventarisasi, Katalogisasi,
Klasifikasi, dan Kelengkapan fisik buku.
- Pembinaan dan Pengembangan Koleksi
Pengembangan
koleksi (Collection development) merupakan serangkaian proses atau
kegiatan yang bertujuan mempertemukan kebutuhan pemakai dengan rekaman
informasi dalam lingkungan perpustakaan yang mencakup kegiatan : penyusunan
kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan koleksi, pengadaan koleksi, penyiangan
koleksi, serta evaluasi pendayagunaan koleksi.
- Inventarisasi
Bahan
pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan, baik yang diperoleh dengan cara
pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar atau pinjam meminjam, harus dicatat ke
dalam buku induk atau buku inventarisasi perpustakaan, hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan dalam menyusun laporan mengenai perkembangan koleksi yang
dimiliki oleh perpustakaan. Adapun kegiatan inventarisasi ini mencakup
memasukkan ke buku induk, dan memberikan stempel kepemilikan (hak milik).
- Katalogisasi
Perpustakaan
sebagai suatu system informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai
bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperlukan
dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada
diperpustakaan perlu diproses dengan system katalogisasi (cataloging).
Adapun
system katalogisasi yang dikembangkan mengalami berbagai tahapan penyeragaman
peraturan katalogisasi. perkembangan terakhir yang sampai sekarang masing digunakan
untuk pedoman katalogisasi secara internasional adalah : Anglo American
Cataloguing Ruler 2 : Revised ( 1988 )/ AACR2R.
Sedangkan
perpustakaan mempunyai bentuk fisik catalog yang bermacam-macam: 1). Katalog
Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5cm x 12,5 cm ; 2). Katalog Berkas (Sheaf
Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm. ; 3). Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed
Catalog) ; 4). Katalog OPAC (Online Public Access Catalog).
Sedangkan untuk jenis catalog perpustakaan ada beberapa jenis : 1). Katalog
Shelflist ; 2) Katalog Pengarang ; 3) Katalog Judul ; dan 4). Katalog Subyek.
- Klasifikasi
Koleksi
perpustakaan akan tampak rapi dan mudah diketemukan apabila dikelompokkan
menurut sistem tertentu, pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis, ukuran
(tinggi, pendek, besar, dan kecil), warna, abjad judul, abjad pengarang (klasifikasi
artificial) dan bisa juga menggunakan sistem pengelompokan berdasarkan
subyek ( klasifikasi fundamental). Sebagian besar perpustakaan dalam
mengelompokkan bahan pustakanya menggunakan system klasifikasi fundamental,
dimana dengan istem ini koleksi akan mengelompok sesuai dengan disiplin ilmu
pengetahuan, dan dengan system ini akan memudahkan penemuan kembali bahan
pustaka yang dibutuhkan.
Adapun
system klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan pada umumnya adalah DDC (Dewey
Decimal Classification) dan UDC (Universal Decimal Classification).
1. DDC
( Dewey Decimal Classification )
DDC
mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibuat dalam susunan yang sistematis
dan teratur. Pembagian ilmu pengetahuan dimulai dari yang bersifat umum ke yang
bersifat khusus, dengan demikian DDC pembagiannya terdiri dari 10 kelas utama,
100 divisi, 1000 seksi, dan 10.000 sub seksi.
Berikut
pembagian subyek dalam system DDC :
000
= Karya Umum
100
= Filsafat
200
= Agama
300
= Ilmu Sosial
400
= Bahasa
500
= Ilmu Murni
600
= Ilmu Terapan
700
= Seni dan Olah Raga
800
= Kesusasteraan
900
= Sejarah dan Geografi
2. UDC
(Universal Decimal Classification)
Sistem
ini meerupakan penyederhanaan dan perluasan system DDC. Sistem ini juga
mencakup semua cabang ilmu pengetahuan yang dibagi menjadi sepuluh cabang.
Berikut pembagian cabang dalam UDC :
0 =
Karya Umum
1 =
Filsafat, metafisika, logika
2 =
Agama
3 =
Ilmu Sosial
4 =
Bahasa/Filologi
5 =
Ilmu Murni
6 =
Ilmu Terapan
7 =
Seni , Olah Raga dan arsitektur
8 =
Kesusasteraan
9 =
Sejarah , Geografi, dan biografi
Selain
pembagian cabang ini, system UDC masih dibantu dengan symbol-simbol pembantu
mislanya : + , : , =, (0…).
- Kelengkapan Fisik Buku
Bahan
pustaka yang telah melalui proses invertarisasi, katalogisasi dan klasifikasi,
langkah selanjutnya perlu dibuatkan perlengkapan fisik buku, hal ini
dimaksudkan agar bahan pustaka yang disajikan dapat ditata di rak sedemikian
rupa, sehingga dapat dimanfaatkan dengan mudah dan baik. Adapun jenis
perlengkapan fisik buku antara lain : 1). Label Buku , ditempel di punggung
buku bagian bawah, dengan ukuran 3 cm x 4 cm ; 2). Lembar Tanggal Kembali (date
due slip), ditempel pada halaman terakhir ; 3). Kartu Buku, diletakkan pada
halaman terakhir atau bagian dalam sampul buku ; 4). Kantong Kartu Buku,
ditempel dibagian akhir halaman buku untuk menempatkan kartu buku.
3. Pelayanan
Pemakai
Pelayanan
pemakai merupakan kegiatan memberikan layanan informasi kepada pengguna
perpustakaan dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :
a. Pelayanan
bersifat Universal, layanan tidak hanya diberikan kepada individu-individu
tertentu, tetapi diberikan kepada pengguna secara umum.
b. Pelayanan
berorientasi pada pengguna, dalam arti untuk kepentingan para pengguna, bukan
kepentingan pengelola.
c. Menggunakan
disiplin, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam memanfaatkan
perpustakaan.
d. System
yang dikembangkan mudah, cepat, dan tepat.
Sedangkan
jenis Pelayanan Pemakai meliputi berbagai kegiatan, yang antara lain :
- Pelayanan Sirkulasi
- Pelayanan Referensi
- Pelayanan Pendidikan Pemakai
- Pelayanan Penelusuran Informasi dan Penyebarluasan Informasi
A. Pelayanan
Sirkulasi
Pelayanan
sirkulasi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang pertama kali berhubungan
lansung dengan pengguna perpustakaan. Aktivitas bagian sirkulasi menyangkut
dengan pemakai.masalah citra perpustakaan , baik tidaknya perpustakaan
berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai.
Kegiatan sirkulasi sering dianggap sebagai ujung tombak atau tolok ukur
keberhasilan perpustakaan, karena bagian ini rutinitas kegiatannya berhubungan
No comments:
Post a Comment