Kunjungan
kerja Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)
Mohamad Nasir ke kawasan Indonesia Timur berlanjut ke daerah Merauke
yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Selama di kawasan
perbatasan Indonesia bagian timur ini, Menristekdikti mengunjungi
Universitas Musamus Merauke.
Sejumlah pejabat terkait ikut
mendampingi Menristekdikti. Antara lain Dirjen Kelembagaan Iptekdikti
Patdono Suwignjo, Direktur Kemahasiswaan Didin Wahidin, Kepala Biro
Kerja Sama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi, Rektor Universitas
Cenderawasih Onesimus Sahuleka, dan Ketua Kopertis XIV wilayah Papua
Simbiak.
Kedatangan rombongan Menristekdikti
tersebut disambut hangat oleh Rektor Universitas Musamus Philipus
Betaubun, Bupati Merauke, Staf Ahli Dewan Perwakilan Daerah, dan
sejumlah pejabat terkait lainnya.
Saat kunjungan kerja di Universitas
Musamus Merauke, Menristekdikti didaulat memberikan kuliah umum dengan
materi bertema ‘Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam
meningkatkan sumber daya manusia (SDM)’. Saat berdialog dengan
mahasiswa dan dosen, Menristekdikti kembali mendapat keluhan terkait
keterbatasan sarana-prasarana dan dosen.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas
Musamus juga memaparkan persoalan senada. Untuk daya tampung gedung di
Universitas Musamus Merauke misalnya, kata Philipus Betaubun, sudah
tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa. Sebab, semenjak Universitas
Musamus menjadi Perguruan Tinggi Negeri, jumlah mahasiswa mencapai
10.302 jiwa. Sementara upaya pembangunan gedung baru sulit diwujudkan
akibat keterbatasan dana. Ada upaya pembangunan lima gedung baru, tapi
pelaksanaanya terhenti.
Selain menghadapi keterbatasan daya
tampung, Universitas Musamus juga menghadapi keterbatasan peralatan
laboratorium dan tenaga dosen. Disebutkan, Universitas Musamus
sebenarnya sudah memiliki gedung laboratorium, tapi tidak memiliki
peralatan untuk meneliti. Untuk itu, dalam kesempatan itu Rektor
Universitas Musamus, Philipus Betaubun, memohon perhatian Menristekdikti
agar memberikan perhatian kepada kondisi pendidikan tinggi di Merauke.
Betaubun berharap ada afirmasi khusus untuk perguruan tinggi di daerah
perbatasan.
Saat menanggapi hal ini, Nasir
menegaskan bahwa perguruan tinggi di daerah Tertinggal, Terluar, dan
Terdepan (3T) memang memerlukan keberpihakan khusus.
Kedatangan Nasir di Universitas Musamus
merupakan bagian dari upaya Kemristekdikti dalam mendorong kemajuan
pendidikan di wilayah perbatasan. Setelah dari Papua, Nasir direncanakan
akan mengunjungi perguruan tinggi di perbatasan Indonesia dan Filipina,
dan daerah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.
Pada kesempatan tersebut, Nasir juga
mengajak para mahasiswa dan dosen untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia di wilayah Indonesia Timur. Harapannya, kebutuhan tenaga
kerja dalam pembangunan Blok Masela nanti dapat dipenuhi para tenaga
kerja dari Indonesia Timur sendiri seperti yang diharapkan Presiden RI
Joko Widodo.
Sumber: http://dikti.go.id/dorong-kemajuan-pendidikan-di-wilayah-perbatasan/